Oleh : Angki F. Paundra
Keyword : PIO, Kepuaasan Kerja, Budaya Organisasi, Produktivitas
Pada
berbagai bidang khususnya kehidupan
berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang
ada didalamnya. Hal ini dikarenakan adanya garis ketersinggungan atau interaksi
antar individu itu sendiri, pada organisasi maupun pada teknologinya. Hal ini
mengakibatkan kehidupan dinamik dalam suatu organisasi akan menjadi suatu
dinamika itu sendiri. Produktivitas kerja merupakan suatu hasil kerja dari
seorang karyawan. Hasil kerja karyawan ini merupakan suatu proses bekerja dari
seseorang dalam mengasilkan suatu barang atau jasa. Proses kerja dari karyawan
ini merupakan kinerja dari karyawan. Sering terjadi produktivitas kerja
karyawan menurun dikarenakan kemungkinan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja,
upah yang minim dan juga ketidak puasan dalam bekerja. Penurunan produktivitas
kerja masih sering terjadi. Permasalahan tentang produktivitas kerja ini
merupakan permasalahan umum yang terjadi pada setiap perusahaan. Kadang
produktivitas kerja seorang karyawan cenderung menurun dan pengaruhnya adalah
merosotnya suatu perusahaan. Bila tidak diatasi dengan baik maka perusahaan
tersebut akan mengalami penurunan yang drastis. Yang dimaksud mengenai
produktivitas kerja adalah kinerja karyawan atau performance yang merupakan hasil atau
keluaran dari suatu proses. Data tentang produktivitas kerja ini berupa performance appraisal, yaitu penilaian kerja.
Hal ini dikarenakan penilaian kerja merupakan faktor evaluasi bagi pihak
perusahaan terhadap kerja karyawan dan juga evaluasi bagi karyawan sendiri
sebagai perwujudan untuk peningkatan produktivitas kerja. Permasalahan-permasalahan
yang timbul mengenai produktivitas kerja ini merupakan suatu indikasi bahwa
peranan manajemen sebagai pengelolaan sumberdaya manusia diperlukan. Hal ini
merupakan suatu cara meningkatkan suatu produktivitas kerja karyawan. Kadang kemajuan
dari suatu organisasi tidak diimbangi oleh sumber daya yang baik pula. Hal ini
mengakibatkan tidak akuratnya antara keinginan dengan realita yang ada. Produktivitas kerja ini dapat menurun
kemungkinan adanya persaingan yang tidak sehat, kecemburuan sosial antara para
anggotanya. Kurangnya pemahaman dalam berpola pikir akan mengakibatkan
kemerosotan kemajuan dari pada peningkatan organisasi. Ini menjadi polemik dalam
organisasi tersebut. Data dari Depnaker (1993), sekitar 80 % kasus terjadinya
pemogokan pekerja hanya karena ulah pengusaha. Pengusaha hanya melihat
produktivitas para pekerjanya, sedangkan faktor mendasar dalam menunjang
produktivitas kerja adalah seperti upah, kondisi kerja serta untuk memenuhi
jumlah dan mutu yang memadai, tidak diperhatikan. Kendala seperti hal di atas sering terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa proses
evalusasi mengenai kerja karyawan tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh
pihak perusahaan. Bila penilaian kerja ini kurang akurat akan mengakibatkan
pihak manajemen perusahaan tidak bisa mengontrol pengelolaan sumber daya
manusianya. Hal ini akan berdampak pada pola kinerja karyawan. Penilaian kerja
yang kadang bersifat subjektif dan terlalu tinggi membuat karyawan kadang kala
merasa puas dan cenderung nantinya penurunan pada produktivitas kerjanya. Kondisi
seperti yang telah diungkapkan di atas menunjukkan bahwa faktor manusia sangat
berperan aktif dalam peningkatan dari mutu perusahaan tersebut. Hal ini terkait
juga dengan teknologi yang ada. Banyak kasus menunjukkan bahwa teknologi sudah
maju namun ketersediaaan sumber daya manusianya sangat minim. Ini dikarenakan
ketidaksiapan bagi organisasi tersebut untuk melaksanakan kemajuan yang
optimal. Hal ini didukung oleh Gomez
(1997) bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting dan sangat menentukan
bagi keberhasilan organisasi. Sehubungan dengan hal di atas, munculah fenomena
yang merugikan dan dapat menghancurkan tujuan organisasi perusahaan,
diantaranya adalah kepuasan kerja, kelambanan kerja, kebosanan kerja, penurunan
efisiensi kerja, senioritas, kecemburuan sosial, penurunan semangat kerja dan penurunan
produktivitas kerja. Kenyataannya sekarang ini banyak para pekerja atau karyawan
yang masuk terlambat, bermalas-malasan, dan sebagainya sehingga bukannya
menunjang kemajuan dan pengembangan tetapi akan menghambat kemajuan dan
pengembangan dari perusahaan itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut di atas
Tanaja dan Srimulyani (1995), bahwa diantara sumber daya, manusia merupakan
harta kekayaan yang terpenting dan mempunyai kontribusi paling besar bagi
keberhasilan suatu organisasi.
Produktivitas
kerja menurut Cascio (1998) adalah produktivitas sebagai pengukuran output
berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan,
modal, materi atau bahan baku dan peralatan. Sejalan dengan pandangan di atas,
Sedarmayanti (2001) menyebutkan produktivitas kerja menunjukkan bahwa individu
merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja
maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencangkup kuantitas,
kualitas dalam waktu tertentu. Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari
pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan
output sebagai keluarannya yang merupakan indikator daripada kinerja karyawan
dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam
suatu organisasi. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah performance appraisal atau penilaian kinerja
yang merupakan suatu penggambaran sistematis tentang individu atau kelompok
yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan dalam suatu pekerjaan sebagai
bentuk evaluasi bagi indiviu yang berkaitan dengan pelaksanaan organisasinya
(Cascio, 1998). Kepuasan kerja ini merupakan sikap umum individu yang bersifat individual
tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Robbins, 1998). Sejalan
dengan pandangan Robbins, Luthans (1995) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
adalah ungkapan kepuasan karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka dapat
memberikan manfaat bagi organisasi, yang berarti bahwa apa yang diperoleh dalam
bekerja sudah memenuhi apa yang dianggap penting. Kepuasan kerja itu dianggap
sebagai hasil dari pengalaman karyawan dalam hubungannya dengan nilai sendiri
seperti apa yang dikehendaki dan diharapkan dari pekerjaannya. Pandangan
tersebut dapat disederhanakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap dari
individu dan merupakan umpan balik terhadap pekerjaannya.
Menurut
Smith, Kendall dan Hulin (dalam Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 2000), ada
lima karakteristik penting yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :
Ø Pekerjaan, sampai
sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar
dan menerima tanggung jawab.
Ø Upah atau gaji, yaitu
jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau gaji.
Ø Penyelia atau
pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung
pekerjaan.
Ø Kesempatan promosi
yaitu keadaan kesempatan untuk maju.
Ø Rekan kerja yaitu
sejauh mana rekan kerja bersahabat dan berkompeten.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat saya
simpulkan bahwa kepuasan kerja dapat menunjang kemajuan suatu perusahaan atau
organisasi dikarenakan para pekerja yang merasa puas dengan reward yang
diberikan perusahaan tersebut sesuai dengan kehendak para pegawai. Dengan
begitu mereka akan merasa dihargai dan otomatis
akan meningkatkan produktivitas kerja indvidu maupun dalam team worknya. Bukan
dalam hal sallary saja, akan tetapi para pengusaha atau atasan harus
memperhatikan juga mengenai pemberian tanggung jawab yang sedikit menantang
seperti pengangkatan karyawan sebagai leader atau kepala bagian jabatan-jabatan
lainnya. Dan juga para atasan harus memberikan rekan kerja yang sesuai dengan
karakter pegawai agar seimbang dan menjadi team yang solid. Demikian yang dapat
saya sampaikan dalam artikel ini. Semoga bisa bermanfaat untuk semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Bernadin, H.J, 7
Russel, J.E.A. 1993. Human Resource
Management, An Experimental Approach. International Edition. New York : McGraw
Hill Book Company, Inc.
Cascio, W.F. 1995.
Managing Human Resource. International Edition. McGraw Hall Inc.
Cascio, W.F. 1998.
Applied Psychology in Personel Management. Third edition. New Jersey : Prestice
Hill, Inc.
Hadipranata, A.F.
1996. Produktivitas Insani (human Productivity). Buletin Psikologi IV. No. 2. Yogyakarta :
Edisis Khusus Ulang Tahun XXXII.
Hadipranata, A.F.
1997. Pengaruh Manajemen Interpersonal Kelompok Efektif Objektif (MIKEO)
Terhadap Produktivitas Karyawan Perusahaan Jawa Timur. Journal Psikologika, 1.
13-20